Hari Pertama: Selamat Datang di Bandung
Setelah penjemputan dari Bandara Husein Sastranegara, saya menyambut para wisatawan dengan senyum ramah dan perkenalan singkat. Mereka datang dari Qatar, tentu Kami berkomunikasi dengan bahasa arab. Peran kami lebih merupakan penerjemah bahasa Arab. Kami langsung menuju hotel untuk check-in dan memberikan mereka waktu untuk beristirahat sebentar sebelum mulai petualangan.
Perkenalan dengan Bandung
Sore harinya, kami mulai dengan tur kota. Pertama, kami mengunjungi Alun-Alun Kota Bandung, di mana wisatawan bisa melihat masjid agung yang megah dan menikmati suasana santai di taman kota. Saya menjelaskan sejarah singkat tentang Bandung dan bagaimana kota ini menjadi pusat kebudayaan dan pendidikan.
Selanjutnya, kami berjalan-jalan di sekitar Braga Street yang terkenal dengan bangunan-bangunan bersejarah dan kafe-kafe unik. Saya juga mengajak mereka mencicipi jajanan khas Bandung seperti batagor dan siomay di salah satu warung pinggir jalan.
Hari Kedua: Eksplorasi Alam Bandung
Pagi-pagi sekali, kami berangkat menuju Tangkuban Perahu, gunung berapi yang masih aktif. Di perjalanan, saya menceritakan legenda Sangkuriang yang berkaitan dengan gunung ini. Setibanya di Tangkuban Perahu, wisatawan terpesona dengan pemandangan kawah yang menakjubkan. Kami berjalan-jalan di sekitar kawah dan menikmati udara segar pegunungan.
Setelah puas menikmati keindahan Tangkuban Perahu, kami melanjutkan perjalanan ke Lembang. Di sana, kami mengunjungi Farmhouse Lembang, sebuah tempat wisata yang menawarkan suasana Eropa dengan rumah-rumah bergaya klasik dan kostum tradisional. Para wisatawan sangat antusias berfoto dengan latar belakang yang unik.
Tidak jauh dari Farmhouse Lembang, kami juga mengunjungi De' Ranch, sebuah tempat wisata yang menawarkan pengalaman menjadi koboi. Wisatawan dapat menunggang kuda sambil menikmati pemandangan alam yang hijau.
Hari Ketiga: Budaya dan Kreativitas Bandung
Pagi hari, kami mengunjungi Saung Angklung Udjo, sebuah pusat kesenian tradisional yang menampilkan pertunjukan angklung. Para wisatawan sangat terkesan dengan keahlian para pemain angklung dan ikut serta dalam workshop membuat angklung. Saya juga menjelaskan sejarah dan makna dari alat musik tradisional ini.
Setelah itu, kami menuju Dago Pakar untuk mengunjungi Goa Jepang dan Goa Belanda, dua situs bersejarah yang digunakan pada masa penjajahan. Di sini, saya menceritakan kisah-kisah menarik tentang peran goa-goa ini dalam sejarah Indonesia.
Setelah makan siang, kami mengunjungi Bandung Creative Hub, sebuah pusat kreativitas yang menampilkan karya-karya seni dan desain dari para seniman lokal. Wisatawan dapat melihat pameran seni, berinteraksi dengan para seniman, dan bahkan membeli karya seni sebagai kenang-kenangan.
Hari Keempat: Belanja dan Kuliner Bandung
Hari ini kami fokus pada belanja dan kuliner. Pagi hari, kami mengunjungi Pasar Baru Trade Center, tempat yang ideal untuk berbelanja oleh-oleh khas Bandung seperti kain batik, pakaian, dan aksesoris. Wisatawan sangat antusias berburu barang-barang unik dan harga terjangkau.
Setelah itu, kami menuju Cihampelas Walk, sebuah pusat perbelanjaan modern dengan suasana yang nyaman. Di sini, wisatawan bisa berbelanja di butik-butik lokal dan menikmati makanan di berbagai restoran.
Sore hari, kami menjelajahi berbagai kuliner khas Bandung. Saya mengajak wisatawan untuk mencicipi makanan seperti nasi timbel, pepes ikan, dan karedok di salah satu restoran tradisional. Mereka juga sangat menikmati makanan ringan seperti cireng dan cilok.
Hari Kelima: Sentuhan Akhir dan Perpisahan
Pada hari terakhir, kami mengunjungi Trans Studio Bandung, salah satu taman hiburan indoor terbesar di Asia Tenggara. Wisatawan sangat menikmati berbagai wahana dan pertunjukan yang menarik.
Setelah makan siang, kami kembali ke hotel untuk check-out. Sebelum menuju bandara, kami mengunjungi Gedung Sate, ikon kota Bandung yang memiliki arsitektur unik. Saya menceritakan sejarah bangunan ini dan mengajak wisatawan untuk berfoto di depannya.